Penggemar batu permata atau batu mulia pasti telah paham apa itu batu Bacan. Batu berwarna hijau dengan corak hitam di beberapa bagiannya tersebut kini sedang jadi primadona. Keindahan batu Bacan yang sering disebut juga batu Giok Indonesia itu bahkan telah terdengar hingga ke Taiwan dan China, menyebabkan permintaan dan harga batu tersebut melonjak tajam.
Batu Bacan (chrysocola) di tanah air hanya dapat ditemukan di daerah Maluku Utara, tepatnya Kabupaten Halmahera Selatan di sebuah pulau kecil yang bernama Pulau Bacan. Jenisnya dinamakan sesuai dengan nama daerah dimana Bacan tersebut diketemukan.
Ada Bacan Doko, sebab berasal dari daerah Doko, Pulau Bacan. Serta Bacan Palamea, yang ditambang dari daerah Palamea, di pulau yang sama. Yang membedakan adalah warna yang dimiliki oleh Bacan kedua daerah itu tak sama. Warna kehijauan, berarti Bacan Doko, sedangkan warna kebiruan adalah Bacan Palamea.
Keunikan dari batu Bacan adalah semakin lama ia akan berubah warna makin terang karena proses kristalisasi (silisifikasi) yang terjadi secara alami. Ada yang percaya bahwa seiring makin beningnya warna Bacan, berarti pemiliknya akan makin hoki atau banyak rejeki.
Sayangnya, keberadaan batu Bacan kini makin sulit didapat di daerah asalnya. Konon, penggalian untuk memperoleh batu berharga tersebut kini telah mencapai ratusan meter di bawah permukaan tanah.
Karena itu, harga Bacan bertambah mahal dan langka, sebab banyak kolektor dan pedagang yang berlomba-lomba memperolehnya. Belum lagi pembeli dari Taiwan dan China yang juga berani memasang harga tinggi untuk memperoleh batu Giok Indonesia tersebut.
Harga batu Bacan dipasaran berkisar Rp 40 juta – Rp 100 juta per kilogram, atau Rp 200 ribu – Rp 2 juta dengan ukuran kecil untuk mata cincin. Luar biasa.
Salah saru ciri batu bacan yang baik dan asli bisa terlihat dari kondisi batu yang sudah kristal secara sempurna, bening dan mengkilap termasuk tidak memiliki banyak bercak hitam, namun untuk corak yang seperti itu sudah dapat dipastikan harganya sangat tinggi. Kebanyakan penggemar pemula yang masih enggan merogoh kocek yang dalam, biasanya lebih memilih jenis bacan yang agak muda dengan ciri warna gelap atau tidak bening dan tampak keputihan.
Batu bacan semacam itu disebabkan batu masih muda dan masih banyak menyimpan zat kapur didalamnya. Tapi karena tingginya permintaan dan banyaknya peminat, membuat harga batu bacan itu terus mengalami peningkatan harga, sehingga batu yang masih belum mengkristal pun tetap laku dipasaran dengan harga yang lebih terjangkau.
Bagi mereka yang sudah berpengalaman merawat atau mentreatment batu permata seperti batu bacan yang masih muda agar cepat kristal bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti mengangkat zat kapur yang ada didalamnya dengan cara merendam batu. Hanya saja bagi yang belum berpengalaman bisa saja gagal bahkan bisa mengakibatkan kerusakan pada batu.
Lalu bagaimana cara merawat batu bacan yang sudah jadi kristal agar lebih mengkristal lebih sempurana???
Berikut ini cara yang bisa dilakukan:
1.Luangkan waktu untuk selalu membersihkan batu dengan air yang sudah dicampur dengan sabun. Gosok batu secara berlahan menggunakan kain lembut untuk menghindari terjadinya goresan terlebih jika lap kain yang digunakan kotor.
2.Hindari dari benturan keras dengan benda lain baik saat bekerja atau melakukan aktivitas lain. Hal itu untuk menjaga batu agar tidak tergores atau meninggalkan bekas goresan benda lain pada permukaan
Jangan dibawa tidur. Sebaiknya jika hendak tidur lepaskan saja dan letakkan ditempat yang terbuka agar terkena angin.
3.Jika batu sedang tidak dipakai jangan menyimpan di tempat tertutup seperti dalam kotak, terutama untuk batu bacan yang masih dalam proses kristal. Hal itu diperlukan untuk membantu batu berproses secara alami alami lebih mengkristal.
4.Mengkilapkan batu dengan cara mengoles batu dengan minyak zaitun atau minyak angin dan baby oil agar batu bisa lebih berkilau. Namun yang paling mudah dan aman cukup dengan menggosk-gosokkan pada kain kering.
Namun beberapa hal yang harus diperhatikan seblum melakukan banyak hal terutama dalam hal perawatan dan treatment terhadap batu bacan yang anda miliki sebaiknya pikirkan terlebih dahulu, Apa hal itu sudah benar dilakukan.
Sebaiknya jangan melakukan hal-hal aneh, apa lagi jika batu sudah mengkristal sebab jika terjadi kesalahan Treatment, bukannya batu menjadi labih bagus justru bisa berubah menjadi hangus atau rusak.
Penggemar batu permata atau batu mulia pasti telah paham apa itu batu Bacan. Batu berwarna hijau dengan corak hitam di beberapa bagiannya tersebut kini sedang jadi primadona. Keindahan batu Bacan yang sering disebut juga batu Giok Indonesia itu bahkan telah terdengar hingga ke Taiwan dan China, menyebabkan permintaan dan harga batu tersebut melonjak tajam.
Batu Bacan (chrysocola) di tanah air hanya dapat ditemukan di daerah Maluku Utara, tepatnya Kabupaten Halmahera Selatan di sebuah pulau kecil yang bernama Pulau Bacan. Jenisnya dinamakan sesuai dengan nama daerah dimana Bacan tersebut diketemukan.
Ada Bacan Doko, sebab berasal dari daerah Doko, Pulau Bacan. Serta Bacan Palamea, yang ditambang dari daerah Palamea, di pulau yang sama. Yang membedakan adalah warna yang dimiliki oleh Bacan kedua daerah itu tak sama. Warna kehijauan, berarti Bacan Doko, sedangkan warna kebiruan adalah Bacan Palamea.
Keunikan dari batu Bacan adalah semakin lama ia akan berubah warna makin terang karena proses kristalisasi (silisifikasi) yang terjadi secara alami. Ada yang percaya bahwa seiring makin beningnya warna Bacan, berarti pemiliknya akan makin hoki atau banyak rejeki.
Sayangnya, keberadaan batu Bacan kini makin sulit didapat di daerah asalnya. Konon, penggalian untuk memperoleh batu berharga tersebut kini telah mencapai ratusan meter di bawah permukaan tanah.
Karena itu, harga Bacan bertambah mahal dan langka, sebab banyak kolektor dan pedagang yang berlomba-lomba memperolehnya. Belum lagi pembeli dari Taiwan dan China yang juga berani memasang harga tinggi untuk memperoleh batu Giok Indonesia tersebut.
Harga batu Bacan dipasaran berkisar Rp 40 juta – Rp 100 juta per kilogram, atau Rp 200 ribu – Rp 2 juta dengan ukuran kecil untuk mata cincin. Luar biasa.
Batu Bacan (chrysocola) di tanah air hanya dapat ditemukan di daerah Maluku Utara, tepatnya Kabupaten Halmahera Selatan di sebuah pulau kecil yang bernama Pulau Bacan. Jenisnya dinamakan sesuai dengan nama daerah dimana Bacan tersebut diketemukan.
Ada Bacan Doko, sebab berasal dari daerah Doko, Pulau Bacan. Serta Bacan Palamea, yang ditambang dari daerah Palamea, di pulau yang sama. Yang membedakan adalah warna yang dimiliki oleh Bacan kedua daerah itu tak sama. Warna kehijauan, berarti Bacan Doko, sedangkan warna kebiruan adalah Bacan Palamea.
Keunikan dari batu Bacan adalah semakin lama ia akan berubah warna makin terang karena proses kristalisasi (silisifikasi) yang terjadi secara alami. Ada yang percaya bahwa seiring makin beningnya warna Bacan, berarti pemiliknya akan makin hoki atau banyak rejeki.
Sayangnya, keberadaan batu Bacan kini makin sulit didapat di daerah asalnya. Konon, penggalian untuk memperoleh batu berharga tersebut kini telah mencapai ratusan meter di bawah permukaan tanah.
Karena itu, harga Bacan bertambah mahal dan langka, sebab banyak kolektor dan pedagang yang berlomba-lomba memperolehnya. Belum lagi pembeli dari Taiwan dan China yang juga berani memasang harga tinggi untuk memperoleh batu Giok Indonesia tersebut.
Harga batu Bacan dipasaran berkisar Rp 40 juta – Rp 100 juta per kilogram, atau Rp 200 ribu – Rp 2 juta dengan ukuran kecil untuk mata cincin. Luar biasa.
Salah saru ciri batu bacan yang baik dan asli bisa terlihat dari kondisi batu yang sudah kristal secara sempurna, bening dan mengkilap termasuk tidak memiliki banyak bercak hitam, namun untuk corak yang seperti itu sudah dapat dipastikan harganya sangat tinggi. Kebanyakan penggemar pemula yang masih enggan merogoh kocek yang dalam, biasanya lebih memilih jenis bacan yang agak muda dengan ciri warna gelap atau tidak bening dan tampak keputihan.
Batu bacan semacam itu disebabkan batu masih muda dan masih banyak menyimpan zat kapur didalamnya. Tapi karena tingginya permintaan dan banyaknya peminat, membuat harga batu bacan itu terus mengalami peningkatan harga, sehingga batu yang masih belum mengkristal pun tetap laku dipasaran dengan harga yang lebih terjangkau.
Bagi mereka yang sudah berpengalaman merawat atau mentreatment batu permata seperti batu bacan yang masih muda agar cepat kristal bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti mengangkat zat kapur yang ada didalamnya dengan cara merendam batu. Hanya saja bagi yang belum berpengalaman bisa saja gagal bahkan bisa mengakibatkan kerusakan pada batu.
Lalu bagaimana cara merawat batu bacan yang sudah jadi kristal agar lebih mengkristal lebih sempurana???
Berikut ini cara yang bisa dilakukan:
1.Luangkan waktu untuk selalu membersihkan batu dengan air yang sudah dicampur dengan sabun. Gosok batu secara berlahan menggunakan kain lembut untuk menghindari terjadinya goresan terlebih jika lap kain yang digunakan kotor.
2.Hindari dari benturan keras dengan benda lain baik saat bekerja atau melakukan aktivitas lain. Hal itu untuk menjaga batu agar tidak tergores atau meninggalkan bekas goresan benda lain pada permukaan
Jangan dibawa tidur. Sebaiknya jika hendak tidur lepaskan saja dan letakkan ditempat yang terbuka agar terkena angin.
3.Jika batu sedang tidak dipakai jangan menyimpan di tempat tertutup seperti dalam kotak, terutama untuk batu bacan yang masih dalam proses kristal. Hal itu diperlukan untuk membantu batu berproses secara alami alami lebih mengkristal.
4.Mengkilapkan batu dengan cara mengoles batu dengan minyak zaitun atau minyak angin dan baby oil agar batu bisa lebih berkilau. Namun yang paling mudah dan aman cukup dengan menggosk-gosokkan pada kain kering.
Namun beberapa hal yang harus diperhatikan seblum melakukan banyak hal terutama dalam hal perawatan dan treatment terhadap batu bacan yang anda miliki sebaiknya pikirkan terlebih dahulu, Apa hal itu sudah benar dilakukan.
Sebaiknya jangan melakukan hal-hal aneh, apa lagi jika batu sudah mengkristal sebab jika terjadi kesalahan Treatment, bukannya batu menjadi labih bagus justru bisa berubah menjadi hangus atau rusak.
Penggemar batu permata atau batu mulia pasti telah paham apa itu batu Bacan. Batu berwarna hijau dengan corak hitam di beberapa bagiannya tersebut kini sedang jadi primadona. Keindahan batu Bacan yang sering disebut juga batu Giok Indonesia itu bahkan telah terdengar hingga ke Taiwan dan China, menyebabkan permintaan dan harga batu tersebut melonjak tajam.
Batu Bacan (chrysocola) di tanah air hanya dapat ditemukan di daerah Maluku Utara, tepatnya Kabupaten Halmahera Selatan di sebuah pulau kecil yang bernama Pulau Bacan. Jenisnya dinamakan sesuai dengan nama daerah dimana Bacan tersebut diketemukan.
Ada Bacan Doko, sebab berasal dari daerah Doko, Pulau Bacan. Serta Bacan Palamea, yang ditambang dari daerah Palamea, di pulau yang sama. Yang membedakan adalah warna yang dimiliki oleh Bacan kedua daerah itu tak sama. Warna kehijauan, berarti Bacan Doko, sedangkan warna kebiruan adalah Bacan Palamea.
Keunikan dari batu Bacan adalah semakin lama ia akan berubah warna makin terang karena proses kristalisasi (silisifikasi) yang terjadi secara alami. Ada yang percaya bahwa seiring makin beningnya warna Bacan, berarti pemiliknya akan makin hoki atau banyak rejeki.
Sayangnya, keberadaan batu Bacan kini makin sulit didapat di daerah asalnya. Konon, penggalian untuk memperoleh batu berharga tersebut kini telah mencapai ratusan meter di bawah permukaan tanah.
Karena itu, harga Bacan bertambah mahal dan langka, sebab banyak kolektor dan pedagang yang berlomba-lomba memperolehnya. Belum lagi pembeli dari Taiwan dan China yang juga berani memasang harga tinggi untuk memperoleh batu Giok Indonesia tersebut.
Harga batu Bacan dipasaran berkisar Rp 40 juta – Rp 100 juta per kilogram, atau Rp 200 ribu – Rp 2 juta dengan ukuran kecil untuk mata cincin. Luar biasa.