Trend batu akik nyatanya juga menyebar ke markas Angkatan Hawa (Lanud) Balikpapan. Dari pantauan Tribun Kalimantan timur di markas Lanud pada Senin (23/2/2015) siang, tampak banyak perwira sampai prajurit menggenakan batu akik di jari-jari mereka.
Terdapat banyak personel yang bahkan juga kenakan kian lebih dua cincin di jari-jari mereka. Mayor (Sus) Dodi Prastyanto sebagai Kepala Intel Lanud Balikpapan mengungkap, telah cukup lama beberapa anggota TNI AU yang ada di Lanud Balikpapan mengoleksi batu akik, tetapi baru empat bln. terakhir batu ini jadi trend di kelompok beberapa perwira serta prajurit.
Menurut Dodi, batu-batu ini umumnya jadikan alat untuk bersilahturahmi dengan sesama anggota TNI. Umumnya batu-batu ini di buat jadi bahan barter atau cenderamata waktu menyambangi kolega atau atasan dari kelompok TNI/Polri.
" Oh, batu ini cuma alat bersilahturahmi saja, lantaran memanglah kadang-kadang saya memberi batu-batu ini untuk kerabat baik dari lingkungan TNI ataupun yang lain, " tutur Dodi.
Dodi mengakui sudah lama sukai menghimpun batu akik yang telah berbingkai cincin, tetapi akhir-akhir ini ia lebih sukai menghimpun bongkahan-bongkahan daripada batu yang telah diasah. Menurut dia bongkahan lebih gampang di bisa serta di perjualbelikan di saat saat ini.
Dodi menceritakan, sebagian kenalannya di Jakarta pesan bongkahan batu akik lantas membentuknya sedemikian rupa serta jadikan pajangan. Hal semacam ini kadang-kadang dikerjakan karena umumnya orang mau menjaga ukiran atau guratan yang telah ada didalam batu terus untuh.
Menurut Dodi, batu Red Borneo memanglah masih tetap jadi salah satu batu yang cukup banyak diminati. Suatu bongkahan Red Borneo seberat satu kg dapat dihargai hingga Rp 6 juta.
Satu bongkahan batu asli Kalimantan itu dapat di pecah jadi 10 batu kecil serta dihargai satu juta rupiah per batunya.
Pratu Marjoko, ajudan Komandan Lanud Balikpapan (Danlanud), mengakui mengoleksi batu akik lantaran setang jadi trend di kelompok prajurit. Ia mempunyai enam batu, tetapi cuma empat yang dapat digunakan lantaran dua yang lain masih juga dalam keadaan belum digosok. Tidak sama dengan Dodi, Marjoko memakai cincin batu supaya tampak keren saja.
Batu-batu yang ia mempunyai, lanjut Marjoko, beberapa besar adalah pemberian dari atasan.
Untuk perawatan, Marjoko tak mempunyai langkah spesial. Ia cuma mengelap cincin yang sudah ia pakai. Tentang cincin favorite, Marjoko menyampaikan bahwa Bacan hijau adalah favoritnya.
Menurut si pemberi batu, Bacan hijau itu mesti sering-sering digunakan supaya nanti warnanya dapat beralih jadi warna biru bening. Cincin Bacan hijau ini baru ia gunakan sepanjang empat bln. paling akhir.
" Ini cincin yang paling saya sukai, tuturnya sih bila kerap di gunakan dapat beralih warna jadi biru, " tutur Marjoko sembari memberikan Bacan hijau yang ia gunakan.
Dari seluruhnya personel TNI AU yang didapati Tribun di Lanud, Mayor (Kes) Sarip yaitu orang yang mempunyai koleksi paling banyak. Sarip bahkan juga tak dapat mengingat berapakah jumlah batu yang ia punyai.
Sarip cuma menyampaikan bahwa dianya telah terus-terusan memberi batu pada beberapa kolega serta kerabatnya, baik itu dari lingkup TNI/Polri atau umum. Waktu menyambangi tempat tinggal Sarip yang ada di kompleks Lanud, ia memberikan sebagian koleksinya.
Ada seputar 40 batu akik dengan beragam ukuran serta dengan type yang berlainan. Menurut Sarip kecintaannya bakal batu akik adalah turunan dari sang bapak yang juga menyukai batu akik. Dari sini lah Sarip mulai menghimpun batu-batuan dari beragam type.
Walau sekian Sarip mengakui tak pernah jual batu batu itu. Ia cuma memberi batu-batu itu juga sebagai alat untuk menyambung tali bersilahturahmi. Sedang untuk beroleh batu-batu itu, pria yang umum di sapa Babe ini menyampaikan bahwa beberapa ia beli tetapi ada pula yang disebut pemberian.
" Saya mempunyai batu akik banyak, hingga saya lupa ada berapakah, namun yang pasti telah kian lebih seratus batu itu saya berikanlah ke orang lain, namun ada pula yang hilang, " tutur Sarip.
Untuk akik yang paling di gemari, Sarip menyampaikan bahwa Merah Delima serta Blue Safir adalah batu yang paling ia gemari.
Terdapat banyak personel yang bahkan juga kenakan kian lebih dua cincin di jari-jari mereka. Mayor (Sus) Dodi Prastyanto sebagai Kepala Intel Lanud Balikpapan mengungkap, telah cukup lama beberapa anggota TNI AU yang ada di Lanud Balikpapan mengoleksi batu akik, tetapi baru empat bln. terakhir batu ini jadi trend di kelompok beberapa perwira serta prajurit.
Menurut Dodi, batu-batu ini umumnya jadikan alat untuk bersilahturahmi dengan sesama anggota TNI. Umumnya batu-batu ini di buat jadi bahan barter atau cenderamata waktu menyambangi kolega atau atasan dari kelompok TNI/Polri.
" Oh, batu ini cuma alat bersilahturahmi saja, lantaran memanglah kadang-kadang saya memberi batu-batu ini untuk kerabat baik dari lingkungan TNI ataupun yang lain, " tutur Dodi.
Dodi mengakui sudah lama sukai menghimpun batu akik yang telah berbingkai cincin, tetapi akhir-akhir ini ia lebih sukai menghimpun bongkahan-bongkahan daripada batu yang telah diasah. Menurut dia bongkahan lebih gampang di bisa serta di perjualbelikan di saat saat ini.
Dodi menceritakan, sebagian kenalannya di Jakarta pesan bongkahan batu akik lantas membentuknya sedemikian rupa serta jadikan pajangan. Hal semacam ini kadang-kadang dikerjakan karena umumnya orang mau menjaga ukiran atau guratan yang telah ada didalam batu terus untuh.
Menurut Dodi, batu Red Borneo memanglah masih tetap jadi salah satu batu yang cukup banyak diminati. Suatu bongkahan Red Borneo seberat satu kg dapat dihargai hingga Rp 6 juta.
Satu bongkahan batu asli Kalimantan itu dapat di pecah jadi 10 batu kecil serta dihargai satu juta rupiah per batunya.
Pratu Marjoko, ajudan Komandan Lanud Balikpapan (Danlanud), mengakui mengoleksi batu akik lantaran setang jadi trend di kelompok prajurit. Ia mempunyai enam batu, tetapi cuma empat yang dapat digunakan lantaran dua yang lain masih juga dalam keadaan belum digosok. Tidak sama dengan Dodi, Marjoko memakai cincin batu supaya tampak keren saja.
Batu-batu yang ia mempunyai, lanjut Marjoko, beberapa besar adalah pemberian dari atasan.
Untuk perawatan, Marjoko tak mempunyai langkah spesial. Ia cuma mengelap cincin yang sudah ia pakai. Tentang cincin favorite, Marjoko menyampaikan bahwa Bacan hijau adalah favoritnya.
Menurut si pemberi batu, Bacan hijau itu mesti sering-sering digunakan supaya nanti warnanya dapat beralih jadi warna biru bening. Cincin Bacan hijau ini baru ia gunakan sepanjang empat bln. paling akhir.
" Ini cincin yang paling saya sukai, tuturnya sih bila kerap di gunakan dapat beralih warna jadi biru, " tutur Marjoko sembari memberikan Bacan hijau yang ia gunakan.
Dari seluruhnya personel TNI AU yang didapati Tribun di Lanud, Mayor (Kes) Sarip yaitu orang yang mempunyai koleksi paling banyak. Sarip bahkan juga tak dapat mengingat berapakah jumlah batu yang ia punyai.
Sarip cuma menyampaikan bahwa dianya telah terus-terusan memberi batu pada beberapa kolega serta kerabatnya, baik itu dari lingkup TNI/Polri atau umum. Waktu menyambangi tempat tinggal Sarip yang ada di kompleks Lanud, ia memberikan sebagian koleksinya.
Ada seputar 40 batu akik dengan beragam ukuran serta dengan type yang berlainan. Menurut Sarip kecintaannya bakal batu akik adalah turunan dari sang bapak yang juga menyukai batu akik. Dari sini lah Sarip mulai menghimpun batu-batuan dari beragam type.
Walau sekian Sarip mengakui tak pernah jual batu batu itu. Ia cuma memberi batu-batu itu juga sebagai alat untuk menyambung tali bersilahturahmi. Sedang untuk beroleh batu-batu itu, pria yang umum di sapa Babe ini menyampaikan bahwa beberapa ia beli tetapi ada pula yang disebut pemberian.
" Saya mempunyai batu akik banyak, hingga saya lupa ada berapakah, namun yang pasti telah kian lebih seratus batu itu saya berikanlah ke orang lain, namun ada pula yang hilang, " tutur Sarip.
Untuk akik yang paling di gemari, Sarip menyampaikan bahwa Merah Delima serta Blue Safir adalah batu yang paling ia gemari.