Kebakaran di Pasar Induk Johar Semarang di pastikan sudah padam masuk hari ketiga, Selasa 12 Mei 2015. Tetapi panorama tidak sama diketemukan, waktu belasan warga asik berburu akik di reruntuhan puing kebakaran ruang pasar.
Pantauan VIVA co. id, tepatnya di ruang lantai satu serta dua pasar Johar banyak dikerumuni warga, tidak kecuali ibu-ibu dana anak-anak. Mereka asik menyisir debu serta puing bekas kebakaran untuk mencari sisa-sisa barang yang dapat digunakan. Batu akik satu diantaranya.
Fenomena unik ini tentu bikin beberapa warga yang berniat lihat lebih dekat kondisi sisa kebakaran pasar paling besar di Kota Lumpia ini keheranan. Adapula yang ikut bercampur serta menyisir tiap-tiap tempat yang pada awal mulanya jadi sentra penjualan batu akik ini.
Walau mesti melawan panasnya suhu di sisa kebakaran serta debu yang selalu beterbangan, tetapi warga terus bertahan dalam memburu batu yang saat ini masih tetap jadi tren Indonesia itu. Satu per satu puing mereka pilah-pilah untuk memperoleh batu akik buruan mereka.
Candra, 16, warga Kaligawe mengakui sangatlah ketertarikan walau sudah dua hari ada dibagian tengah lantai dua pasar Johar. Dia serta tiga tetangganya di kampung berniat memburu batu akik yang telah terbakar mulai sejak Sabtu lantas.
" Ya, disini umumnya jualan akik. Awalannya dengar dari tetangga. Saya lantas datang serta turut mencari, " kata Chandra disela kesibukannya, Selasa 12 Mei 2015
Perjuangan Chandra juga tidak percuma. Dia bahkan juga sudah memperoleh sekurang-kurangnya tujuh buah batu yang selamat dari kobaran api. Macamnya juga bervariatif, dari mulai King Sulaiman, Zamrud, Batu Aswad serta Pancawarna.
" Tetangga lain banyak juga yang bisa. Paling bagus saya bisa King Sulaiman, lumayan lah kelak bila di jual, " tutur Chandra.
Lain perihal dengan Yanto, 24 th., warga Pekojan, Semarang Tengah. Dia berniat mengajak dua adik lak-lakinya untuk berbarengan mencari batu akik ini. Bila yang lain berburu batu, ia jadi memungut sebagian aksesori penunjang batu akik, seperti ring cincin serta kalung walau sudah gosong.
" Ring-ring akik juga saya ambillah. Kelak saya bersihkan dirumah serta pasti laris di jual, " tuturnya.
Juga sebagai penggemar akik, dia memahami benar batu-batu yang memanglah memiliki nilai jual tinggi. Sembari menenteng suatu ember, beberapa perkakas batu akik bekas kebakaran penuhi embernya kurun waktu satu jam.
Kebakaran pasar Johar Semarang berlangsung pada Sabtu 9 Mei 2015, sekira jam 20. 45 WIB. Disebabkan kebakaran itu sejumlah 4. 719 pedagang kehilangan kios tempat berdagangnya. Walau tidak mengakibatkan korban jiwa, walau demikian kerugian ditaksir meraih Rp376 miliar.
Pantauan VIVA co. id, tepatnya di ruang lantai satu serta dua pasar Johar banyak dikerumuni warga, tidak kecuali ibu-ibu dana anak-anak. Mereka asik menyisir debu serta puing bekas kebakaran untuk mencari sisa-sisa barang yang dapat digunakan. Batu akik satu diantaranya.
Fenomena unik ini tentu bikin beberapa warga yang berniat lihat lebih dekat kondisi sisa kebakaran pasar paling besar di Kota Lumpia ini keheranan. Adapula yang ikut bercampur serta menyisir tiap-tiap tempat yang pada awal mulanya jadi sentra penjualan batu akik ini.
Walau mesti melawan panasnya suhu di sisa kebakaran serta debu yang selalu beterbangan, tetapi warga terus bertahan dalam memburu batu yang saat ini masih tetap jadi tren Indonesia itu. Satu per satu puing mereka pilah-pilah untuk memperoleh batu akik buruan mereka.
Candra, 16, warga Kaligawe mengakui sangatlah ketertarikan walau sudah dua hari ada dibagian tengah lantai dua pasar Johar. Dia serta tiga tetangganya di kampung berniat memburu batu akik yang telah terbakar mulai sejak Sabtu lantas.
" Ya, disini umumnya jualan akik. Awalannya dengar dari tetangga. Saya lantas datang serta turut mencari, " kata Chandra disela kesibukannya, Selasa 12 Mei 2015
Perjuangan Chandra juga tidak percuma. Dia bahkan juga sudah memperoleh sekurang-kurangnya tujuh buah batu yang selamat dari kobaran api. Macamnya juga bervariatif, dari mulai King Sulaiman, Zamrud, Batu Aswad serta Pancawarna.
" Tetangga lain banyak juga yang bisa. Paling bagus saya bisa King Sulaiman, lumayan lah kelak bila di jual, " tutur Chandra.
Lain perihal dengan Yanto, 24 th., warga Pekojan, Semarang Tengah. Dia berniat mengajak dua adik lak-lakinya untuk berbarengan mencari batu akik ini. Bila yang lain berburu batu, ia jadi memungut sebagian aksesori penunjang batu akik, seperti ring cincin serta kalung walau sudah gosong.
" Ring-ring akik juga saya ambillah. Kelak saya bersihkan dirumah serta pasti laris di jual, " tuturnya.
Juga sebagai penggemar akik, dia memahami benar batu-batu yang memanglah memiliki nilai jual tinggi. Sembari menenteng suatu ember, beberapa perkakas batu akik bekas kebakaran penuhi embernya kurun waktu satu jam.
Kebakaran pasar Johar Semarang berlangsung pada Sabtu 9 Mei 2015, sekira jam 20. 45 WIB. Disebabkan kebakaran itu sejumlah 4. 719 pedagang kehilangan kios tempat berdagangnya. Walau tidak mengakibatkan korban jiwa, walau demikian kerugian ditaksir meraih Rp376 miliar.