Ini berita senang untuk penggemar batu akik Pacitan. Tidak butuh jauh-jauh memperoleh batu mulia kegemaran, penghobi batu saat ini cukup datang ke tribun alun-alun kota setempat.
Mulai Minggu (10/5/2015), tempat di ruas Jl Imam Bonjol berpindah manfaat jadi pasar batu akik. Cuma saja, pusat niaga itu baru di buka sepekan sekali setiap hari Minggu.
“Waktunya berniat kita tentukan berbarengan aktivitas Car Free Day, hingga tanpa ada promosi juga orang-orang tahu dengan sendirinya, ” kata Sunaryo, salah seseorang penggagas aktivitas pada detikcom di sela keramaian pengunjung.
Sunaryo menyebutkan, hasrat mengadakan pasar akik dilandasi fakta banyak pengrajin dan potensi product yang mereka hasilkan. Sayangnya, system pemasarannya belum terpadu. Tempatnya juga menyebar di beberapa tempat hingga tak gampang dijangkau terlebih untuk peminat luar daerah.
Lewat gelaran pasar akik mingguan ini diinginkan bakal terwujud keterpaduan pada potensi dengan sumberdaya manusia di bagian batu mulia. Terlebih pamor batu mulia asal Kota 1001 Gua tak diragukan lagi. Ini dapat dibuktikan kesuskesan hasil sentuhan tangan-tangan dingin pengrajin Pacitan dalam kontes di beberapa daerah.
“Teman-teman terpacu bagaimanakah bila potensi serta SDM ini kita gabungkan. Selalu kita berikan pada ayah bupati, nyatanya beliau sangatlah mensupport, ” lebih Sunaryo yang juga suka pada sepeda kuno.
Pantauan detikcom sampai jam 09. 00 WIB, beberapa puluh pedagang masih tetap buka lapak di lantai tribun memiliki ukuran 10 x 5 mtr.. Uniknya, tidak cuma menjual product jadi seperti cincin ataupun liontin, bahan baku dari bermacam type batu juga terlihat di jual.
Situasi semakin meriah lantaran banyak peserta Car Free Day yang berniat singgah untuk melihat-lihat. Mereka sekalian nikmati sarapan nasi bungkus yang di jual di salah satu lapak.
Mulai Minggu (10/5/2015), tempat di ruas Jl Imam Bonjol berpindah manfaat jadi pasar batu akik. Cuma saja, pusat niaga itu baru di buka sepekan sekali setiap hari Minggu.
“Waktunya berniat kita tentukan berbarengan aktivitas Car Free Day, hingga tanpa ada promosi juga orang-orang tahu dengan sendirinya, ” kata Sunaryo, salah seseorang penggagas aktivitas pada detikcom di sela keramaian pengunjung.
Sunaryo menyebutkan, hasrat mengadakan pasar akik dilandasi fakta banyak pengrajin dan potensi product yang mereka hasilkan. Sayangnya, system pemasarannya belum terpadu. Tempatnya juga menyebar di beberapa tempat hingga tak gampang dijangkau terlebih untuk peminat luar daerah.
Lewat gelaran pasar akik mingguan ini diinginkan bakal terwujud keterpaduan pada potensi dengan sumberdaya manusia di bagian batu mulia. Terlebih pamor batu mulia asal Kota 1001 Gua tak diragukan lagi. Ini dapat dibuktikan kesuskesan hasil sentuhan tangan-tangan dingin pengrajin Pacitan dalam kontes di beberapa daerah.
“Teman-teman terpacu bagaimanakah bila potensi serta SDM ini kita gabungkan. Selalu kita berikan pada ayah bupati, nyatanya beliau sangatlah mensupport, ” lebih Sunaryo yang juga suka pada sepeda kuno.
Pantauan detikcom sampai jam 09. 00 WIB, beberapa puluh pedagang masih tetap buka lapak di lantai tribun memiliki ukuran 10 x 5 mtr.. Uniknya, tidak cuma menjual product jadi seperti cincin ataupun liontin, bahan baku dari bermacam type batu juga terlihat di jual.
Situasi semakin meriah lantaran banyak peserta Car Free Day yang berniat singgah untuk melihat-lihat. Mereka sekalian nikmati sarapan nasi bungkus yang di jual di salah satu lapak.