Batu akik tengah digemari oleh orang-orang di Tanah Air. Kesukaan ini telah semakin menjadi-jadi, bahkan juga kadang-kadang melalui batas lumrah.
Bila menengok di ruas-ruas jalan sekarang ini penuhi oleh beberapa penjual akik. Dari pagi hingga langit gelap tidak berhenti mengulas batu dengan beragam type.
Orang juga ikhlas merogoh kocek dalam-dalam untuk menghiasi jarinya. Situasi ini kadang-kadang bikin beberapa penggila gelap mata. Tidak tidak sering mereka juga jadi korban penipuan.
Untuk memperoleh akik ada pula yang berburu sampai ke beragam daerah. Memperoleh akik dengan kwalitas nomer satu pasti kebanggaan, duit juga jadi nomer demikian.
Tersebut kisah-kisah orang hilang ingatan batu aki, dikumpulkan merdeka. com, Sabtu (9/5) :
1. Warga pahat bongkahan batu di Tomang
Pesona batu akik bikin orang-orang kadang-kadang berbuat nekat untuk memilikinya. Satu diantaranya seperti yang dikerjakan oleh warga di Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Warga mengerumuni bongkahan yang disangka batu akik itu. Mereka berlomba-lomba memahat bongkahan yang berdiameter satu mtr. serta tinggi 1/2 mtr. itu serta membawanya pulang.
" Batu ini saya kurang tahu persis beratnya namun awalannya diameternya itu seputar 2 mtr. serta tinggi seputar satu 1/2 mtr., " kata Binsar Hasibuan (50), Ketua RT 001/002 Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol, Petamburan, Jakbar, pada merdeka. com di tempat.
Binsar menyampaikan yang memiliki batu itu yaitu yang tinggal didalam rumah tempat batu itu ada. Menurut Binsar, awal mulanya bongkahan batu itu mau di taruh didalam rumah oleh pemiliknya, tetapi karena besar serta koleksinya batu akiknya banyak pada akhirnya batu itu berniat dilewatkan di taruh di depan rumah atau persis di trotoar.
" Kebetulan yang mempunyai memanglah penggemar batu. Berhubung batunya banyak maka dari itu dia biarin saja diatas situ (trotoar), " kata Binsar.
Sepengetahuannya, yang memiliki rumah itu menempatkan bongkahan batu itu mulai sejak 1984 silam. Tetapi, demam batu akik satu tahun terakhir bikin warga yang maniak batu banyak inginkan batu itu.
" Dari seputar th. 1984 disini. Bila batunya itu orang bilangnya batu ijo atau jambrud Sukabumi. Bila yang ambillah itu ada dari Bekasi, Riau, Tangerang, Lamongan.
Bila warga disini mah tidak ada yang ambillah soalnya tahu sejarahnya, " kata Binsar.
2. Bawa palu serta linggis, warga gali tanah di Cilandak
Beberapa ratus warga menyerbu tempat kosong di lokasi jalan Bangau, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (24/4). Hal semacam itu bukanlah tanpa ada karena, di tempat itu diketemukan bongkahan-bongkahan batu alam yang menyedot perhatian beberapa penggemar batu akik.
Tidak cuma dari Jakarta Selatan, warga dari Bekasi, Ciganjur bahkan juga Tangerang menyambangi tempat itu komplit dengan palu dan linggis yang nanti bakal dipakai untuk menggali tanah serta mengharapkan temukan batu alam langka.
Untuk beberapa penyuka batu akik, batu-batu itu nanti bakal jadikan juga sebagai batu cincin atau hiasan yang lain.
Kapolsek Cilandak Kompol Sungkono menjelaskan batu itu hanya batu taman.
" Itu batu taman, sama yang mempunyai dikubur, janganlah gampang yakin itu hanya batu taman saja cuma isu-isu saja menebar yang beberapa puluh th., " ungkap Sungkono di tempat.
Warga setempat Eki (46) menjelaskan dahulu kala tempat kosong itu pernah berdiri suatu rumah punya seorang dari etnis spesifik.
" Ini sama yang mempunyai rumah batu-batu dijadiin hiasan taman sekalian juga buat pagar penghalang. Soalnya air dari selokan sukai masuk ke taman dia, " ungkap Eki waktu didapati di tempat.
3. Batu tepi pantai juga laris di jual
Batu kecil di pinggir pantai Anyer berniat di ambil oleh AL untuk diberikan ke rekannya di Jakarta. Dia membawakan itu lantaran sang rekan lagi tergila-gila batu akik.
Tidak diduga sang rekan demikian kagum. Tujuannya kasih cuma-cuma, jadi membuahkan rupiah. Tanpa ada memikirkan panjang batu yang tidak terang itu dihargai Rp 200 ribu.
" Walau sebenarnya hanya batu tidak terang, ya lumayan, " kata AL sembari tertawa.
Menurut dia, akhir-akhir ini di lingkungan kerjanya banyak yang hilang ingatan batu. Saban hari, tuturnya, beberapa orang bicara batu dengan beragam type.
" Dari pagi hingga malam tidak ada abisnya, " ungkap AL.
Bahkan juga, tuturnya, bila lihat ada yang menggunakan batu bagus segera ditawar. " Ada yang gunakan batu ditawar Rp 8 juta, tidak dilepaskan. Yang mempunyai minta Rp 10 juta, " tandasnya.
Bila menengok di ruas-ruas jalan sekarang ini penuhi oleh beberapa penjual akik. Dari pagi hingga langit gelap tidak berhenti mengulas batu dengan beragam type.
Orang juga ikhlas merogoh kocek dalam-dalam untuk menghiasi jarinya. Situasi ini kadang-kadang bikin beberapa penggila gelap mata. Tidak tidak sering mereka juga jadi korban penipuan.
Untuk memperoleh akik ada pula yang berburu sampai ke beragam daerah. Memperoleh akik dengan kwalitas nomer satu pasti kebanggaan, duit juga jadi nomer demikian.
Tersebut kisah-kisah orang hilang ingatan batu aki, dikumpulkan merdeka. com, Sabtu (9/5) :
1. Warga pahat bongkahan batu di Tomang
Pesona batu akik bikin orang-orang kadang-kadang berbuat nekat untuk memilikinya. Satu diantaranya seperti yang dikerjakan oleh warga di Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Warga mengerumuni bongkahan yang disangka batu akik itu. Mereka berlomba-lomba memahat bongkahan yang berdiameter satu mtr. serta tinggi 1/2 mtr. itu serta membawanya pulang.
" Batu ini saya kurang tahu persis beratnya namun awalannya diameternya itu seputar 2 mtr. serta tinggi seputar satu 1/2 mtr., " kata Binsar Hasibuan (50), Ketua RT 001/002 Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol, Petamburan, Jakbar, pada merdeka. com di tempat.
Binsar menyampaikan yang memiliki batu itu yaitu yang tinggal didalam rumah tempat batu itu ada. Menurut Binsar, awal mulanya bongkahan batu itu mau di taruh didalam rumah oleh pemiliknya, tetapi karena besar serta koleksinya batu akiknya banyak pada akhirnya batu itu berniat dilewatkan di taruh di depan rumah atau persis di trotoar.
" Kebetulan yang mempunyai memanglah penggemar batu. Berhubung batunya banyak maka dari itu dia biarin saja diatas situ (trotoar), " kata Binsar.
Sepengetahuannya, yang memiliki rumah itu menempatkan bongkahan batu itu mulai sejak 1984 silam. Tetapi, demam batu akik satu tahun terakhir bikin warga yang maniak batu banyak inginkan batu itu.
" Dari seputar th. 1984 disini. Bila batunya itu orang bilangnya batu ijo atau jambrud Sukabumi. Bila yang ambillah itu ada dari Bekasi, Riau, Tangerang, Lamongan.
Bila warga disini mah tidak ada yang ambillah soalnya tahu sejarahnya, " kata Binsar.
2. Bawa palu serta linggis, warga gali tanah di Cilandak
Beberapa ratus warga menyerbu tempat kosong di lokasi jalan Bangau, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (24/4). Hal semacam itu bukanlah tanpa ada karena, di tempat itu diketemukan bongkahan-bongkahan batu alam yang menyedot perhatian beberapa penggemar batu akik.
Tidak cuma dari Jakarta Selatan, warga dari Bekasi, Ciganjur bahkan juga Tangerang menyambangi tempat itu komplit dengan palu dan linggis yang nanti bakal dipakai untuk menggali tanah serta mengharapkan temukan batu alam langka.
Untuk beberapa penyuka batu akik, batu-batu itu nanti bakal jadikan juga sebagai batu cincin atau hiasan yang lain.
Kapolsek Cilandak Kompol Sungkono menjelaskan batu itu hanya batu taman.
" Itu batu taman, sama yang mempunyai dikubur, janganlah gampang yakin itu hanya batu taman saja cuma isu-isu saja menebar yang beberapa puluh th., " ungkap Sungkono di tempat.
Warga setempat Eki (46) menjelaskan dahulu kala tempat kosong itu pernah berdiri suatu rumah punya seorang dari etnis spesifik.
" Ini sama yang mempunyai rumah batu-batu dijadiin hiasan taman sekalian juga buat pagar penghalang. Soalnya air dari selokan sukai masuk ke taman dia, " ungkap Eki waktu didapati di tempat.
3. Batu tepi pantai juga laris di jual
Batu kecil di pinggir pantai Anyer berniat di ambil oleh AL untuk diberikan ke rekannya di Jakarta. Dia membawakan itu lantaran sang rekan lagi tergila-gila batu akik.
Tidak diduga sang rekan demikian kagum. Tujuannya kasih cuma-cuma, jadi membuahkan rupiah. Tanpa ada memikirkan panjang batu yang tidak terang itu dihargai Rp 200 ribu.
" Walau sebenarnya hanya batu tidak terang, ya lumayan, " kata AL sembari tertawa.
Menurut dia, akhir-akhir ini di lingkungan kerjanya banyak yang hilang ingatan batu. Saban hari, tuturnya, beberapa orang bicara batu dengan beragam type.
" Dari pagi hingga malam tidak ada abisnya, " ungkap AL.
Bahkan juga, tuturnya, bila lihat ada yang menggunakan batu bagus segera ditawar. " Ada yang gunakan batu ditawar Rp 8 juta, tidak dilepaskan. Yang mempunyai minta Rp 10 juta, " tandasnya.