Penambang Emas di Bengkulu Beralih ke Batu Akik

Beberapa besar penambang emas asal Desa Ulak Lebar serta Desa Muara Sahung Kecamatan Muara Sahung Kabupaten Kaur, Bengkulu berpindah jadi penambang batu akik.

 " Mencari batu akik lebih menjanjikan dari pada mencari emas, " kata Kadis, salah seseorang bekas penambang emas di Kaur, Minggu (22/2).

Waktu didapati di tempat penambangan batu akik di seputar Desa Luang Batu Api, Kadis menyampaikan telah dua th. paling akhir berpindah jadi penambang batu akik.

Terkecuali lantaran pendapatannya lebih tinggi, jarak tempuh tempat penambangan juga jadi pertimbangan. Untuk meraih tempat pertambangan emas, mereka mesti jalan kaki sepanjang dua hari ke rimba.

 " Sedang mencari batu akik sangatlah dekat dari desa, " kata dia.

Untuk memperoleh emas paling banyak lima gr menurut Kadis butuh saat kian lebih dua hari. Sedang pendapatan menambang batu akik dapat meraih beberapa puluh juta dalam satu hari.

 " Memanglah keduanya sama tergantung rejeki, namun lebih berduit menambang batu akik, " kata dia.

Penambang emas yang lain, Sardimin menyampaikan sekarang ini cuma beberapa kecil masyarakat setempat mencari emas.

 " Masih tetap ada yang mencari emas namun tak sejumlah dahulu lagi, beberapa telah geser mencari batu akik, " tuturnya.

Sardimin menyampaikan, saat sebelum harga batu akik melambung di market, beberapa pencari emas dapat berkelompok sampai 60 orang, sekarang ini cuma 10 orang, bekasnya berpindah mencari batu akik.

Lokasi Muara Sahung adalah salah satu daerah penghasil bahan batu akik di Bengkulu yang ditambang dengan cara tradisional.

Type batu akik yang ada di daerah setempat diantaranya rafflesia merah, cempaka, sulaiman, batu lumut sampai beragam warna teratai.