Jadi Batu Akik, Kapak Batu Terancam Punah

Salah satu benda cagar budaya di Papua, Kapak Batu, terancam punah. Pasalnya, banyak warga yang menghancurkan benda itu untuk jadikan batu akik.

 " Demam batu akik yang menempa Kabupaten Jayapura serta sekitarnya sudah menggerakan perekonomian warga, juga sudah tingkatkan nilai batu lokal, " kata staf peneliti dari Balai Arkeologi Jayapura, Hari Suroto, di Jayapura, Papua, Selasa (14/4/2015).

Menurutnya, demam batu akik di Jayapura di sekelilingnya telah mencemaskan. Warga seakan mengenyampingkan nilai histori batu itu. Warga memotong kecil-kecil kapak batu, lantas di jual juga sebagai bahan untuk batu akik.

 " Pemotongan kapak batu jadi batu akik marak berlangsung di Sentani, " terangnya.

Penjualan batu akik dari potongan kapak batu itu bisa tampak di jalan masuk ke arah Bandara Sentani. Batu ini dapat juga didapati di sentra-sentra penjualan batu akik yang ada di Jayapura.

 " Hal semacam ini bila dilewatkan terus-terusan, di kuatirkan kapak batu bakal punah, " jelas Hari.

Suroto menuturkan kapak batu adalah peninggalan nenek moyang yang banyak dipunyai orang Sentani. Benda itu masih tetap dipakai juga sebagai mas kawin dalam acara kebiasaan.

 " Kapak batu terbuat dari batu yang datang dari Gunung Cyclops berwarna hijau. Type batu ini banyak diminati oleh customer batu akik, " kata dia.

Alumnus Kampus Udayana Bali itu menyampaikan butuh kerja sama beragam pihak supaya kehadiran kapak batu terus terbangun. Satu diantaranya, di buat ketentuan daerah yang melarang kapak batu jadikan batu akik.

 " Diluar itu, butuh sosialisasi Undang-Undang Nomer 11 th. 2010 perihal Cagar Budaya, " tutur dia.