Suatu organisasi kepemudaan Taruna Merah Putih di Kabupaten Majalengka gelar donor darah dengan imbalan batu akik serta suatu kaus bertuliskan organisasi kepemudaan itu, Minggu (29/3/2015) di alun-alun kota Majalengka. Dari aktivitas itu terhimpun 200 labu darah.
Berdasarkan penjelasan salah seseorang pengurus organisasi Ucu Supriatna serta Divisi Mahasiswa Eka Nurmahmudi, aktivitas donor darah yang dikerjakannya itu untuk mensupport Palang merah Indonesia yang sampai kini senantiasa kekurangan stock darah disebabkan minimnya pendoror sesaat keperluan tiap-tiap minggunya cukup tinggi.
“Kali ini untuk menarik pendoror supaya bersedia mendonorkan darahnya kami berikanlah kenang-kenangan berbentuk tiga buah batu akik serta suatu kaus, ” ungkap Eka.
Batu akik tersebut menurut Ucu didapat dari hasil pengumpulan beberapa perajin batu yang beberapa salah satunya masih tetap anggota organisasi. Hingga untuk menghimpun batu akik dalam jumlah banyakpun tak demikian alami masalah. Terutama beberapa pendonor salah satunya banyak yang pilih batu yang belum di proses atau masih tetap bahakn.
“Sekarang ini batu akik sangatlah popular di seluruhnya lokasi, maka dari itu saat kami coba lakukan aktivitas donor kami rangsang dengan imbalan kenang-kenangan berbentuk batu akik. Kenyataannya pendonor cukup banyak walau mungkin saja dari demikian banyak sebenarnya cuma sebagian orang saja yang meminati batu akik. “ ungkap Ucu.
Disamping itu berdasarkan penjelasan Kasie Service serta Pelestarian Donor Darah, di PMI Majalengka, Rohmat Gozali, keperluan darah di Kabupaten Majalengka tiap-tiap bulannya meraih 1500 labu lebih, jumlah itu belum termasuk juga keperluan trombosit yang sampai kini tak ada di PMI Majalengka lantaran tak ada fasilitas untuk pemrosesan trombosit.
Keperluan darah paling tinggi serta teratur yaitu untuk 67 orang pasien pasien talasemia 70 pasien pasien ginjal yang tiap-tiap bulannya semasing memerlukan darah sejumlah 4 sampai 6 labu darah. Jumlah itu belum termasuk juga ibu hamil yang kekurangan darah.
“Ada pasien talasemia yang tiap-tiap bulannya memerlukan seputar 6 sampai 7 labu, beberapa pasien ini betul-betul mempunyai ketergantungan pada transfusi darah, ” ungkap Rohmat Gozali.
Menurut Rohmat, untuk penuhi kebituhan darah di Majalengka, pihaknya selalu berusaha mencari pendonor ke luar kota seperti ke Bandung. Lantaran pendonor di Kabupaten Majalengka sangatlah minim. Dan berusaha memakai momentum aktivitas yang dikerjakan beberapa organisasi atau instansi pemerintah.
Lembaga-lembaga pemerintah yang teratur mengadakan donor sangatlah terbatas, demikian pula sekolah-sekolah serta Perguruan Tinggi.
Pegawai yang teratur melakukan donor cuma di sebagian lembaga saja seperti Dinas Bina Marga serta Cipta Karya, Dinas Pengelolaan Keuangan danb Aset daerah, itupun paling didapat cuma 30 labuan saja.
Diluar itu TNI dari Batalyon 321 Galuh Taruna tiap-tiap tiga bln. sekali didapat seputar 200 labu, Kodim seputar 150 labu serta Kepolisian seputar 100 labu.
Berdasarkan penjelasan salah seseorang pengurus organisasi Ucu Supriatna serta Divisi Mahasiswa Eka Nurmahmudi, aktivitas donor darah yang dikerjakannya itu untuk mensupport Palang merah Indonesia yang sampai kini senantiasa kekurangan stock darah disebabkan minimnya pendoror sesaat keperluan tiap-tiap minggunya cukup tinggi.
“Kali ini untuk menarik pendoror supaya bersedia mendonorkan darahnya kami berikanlah kenang-kenangan berbentuk tiga buah batu akik serta suatu kaus, ” ungkap Eka.
Batu akik tersebut menurut Ucu didapat dari hasil pengumpulan beberapa perajin batu yang beberapa salah satunya masih tetap anggota organisasi. Hingga untuk menghimpun batu akik dalam jumlah banyakpun tak demikian alami masalah. Terutama beberapa pendonor salah satunya banyak yang pilih batu yang belum di proses atau masih tetap bahakn.
“Sekarang ini batu akik sangatlah popular di seluruhnya lokasi, maka dari itu saat kami coba lakukan aktivitas donor kami rangsang dengan imbalan kenang-kenangan berbentuk batu akik. Kenyataannya pendonor cukup banyak walau mungkin saja dari demikian banyak sebenarnya cuma sebagian orang saja yang meminati batu akik. “ ungkap Ucu.
Disamping itu berdasarkan penjelasan Kasie Service serta Pelestarian Donor Darah, di PMI Majalengka, Rohmat Gozali, keperluan darah di Kabupaten Majalengka tiap-tiap bulannya meraih 1500 labu lebih, jumlah itu belum termasuk juga keperluan trombosit yang sampai kini tak ada di PMI Majalengka lantaran tak ada fasilitas untuk pemrosesan trombosit.
Keperluan darah paling tinggi serta teratur yaitu untuk 67 orang pasien pasien talasemia 70 pasien pasien ginjal yang tiap-tiap bulannya semasing memerlukan darah sejumlah 4 sampai 6 labu darah. Jumlah itu belum termasuk juga ibu hamil yang kekurangan darah.
“Ada pasien talasemia yang tiap-tiap bulannya memerlukan seputar 6 sampai 7 labu, beberapa pasien ini betul-betul mempunyai ketergantungan pada transfusi darah, ” ungkap Rohmat Gozali.
Menurut Rohmat, untuk penuhi kebituhan darah di Majalengka, pihaknya selalu berusaha mencari pendonor ke luar kota seperti ke Bandung. Lantaran pendonor di Kabupaten Majalengka sangatlah minim. Dan berusaha memakai momentum aktivitas yang dikerjakan beberapa organisasi atau instansi pemerintah.
Lembaga-lembaga pemerintah yang teratur mengadakan donor sangatlah terbatas, demikian pula sekolah-sekolah serta Perguruan Tinggi.
Pegawai yang teratur melakukan donor cuma di sebagian lembaga saja seperti Dinas Bina Marga serta Cipta Karya, Dinas Pengelolaan Keuangan danb Aset daerah, itupun paling didapat cuma 30 labuan saja.
Diluar itu TNI dari Batalyon 321 Galuh Taruna tiap-tiap tiga bln. sekali didapat seputar 200 labu, Kodim seputar 150 labu serta Kepolisian seputar 100 labu.