Bandrol harga batu akik memanglah tak ada patokannya. Seluruhnya dapat membandrol harga berapakah saja, hanya masalahnya yaitu ingin tak orang lain membelinya dengan bandrol harga yang diputuskan yang memiliki batu akik. Begitupun tentu dengan harga batu akik type janggus bergambar naga yang sekarang ini buat ramai lantaran di tawarkan seharga Rp. 18 miliar.
Berita ramai itu nampak menyusul kabar berita di salah satu media jaringan berita JPNN. com. Media on-line itu memberitakan, suatu batu akik giok arab (terakhir dijelaskan berjenis janggus) bergambar naga asal Kabupaten Langkat siap di jual pemiliknya dengan harga Rp 18 miliar, namun dapat dinego.
“Ini kan penawaran dalam jual beli, bila suka sama suka pada konsumen serta penjual, ya mengapa tak, ” kata Tuwan Imam yang memiliki batu pada Sumut Pos (salah satu media dalam jaringan Group JPNN), pada Kamis (12/2) lantas.
Ditulsikan di berita itu, pria berperawakan serupa penyanyi Dedy Dukhun yang sekalian pemimpin Majelis Ta’lim Fardhu A’in (MATFA) Indonesia berlokasi di Dusun III Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan-Langkat ini, meyakini batu akik kepunyaannya itu tak ada kembarannya.
Dengan argumen itu, dia gunakan harga tinggi. Bapak dua anak yang memiliki nama komplit Muhammad Imam Hanafi itu menuturkan kelebihan batu akiknya. Yaitu batu janggus dengan corak basic moccha, di tengah-tengah ada gambar naga.
“Kalau di tanya, saya juga rugi kok menjualnya lantaran tak sepadan dengan kandungan nilai seninya. Terlebih, kita bukanlah kekurangan materi, ” tutur pria umur 26 th. itu.
Menurut JPNN. com, mencuatnya berita harga akik di bandrol Rp. 18 miliar itu juga mengundang ketertarikan Museum Rekor-Dunia Indonesia atau MURI untuk mencatatkannya juga sebagai rekor penjualan batu akik paling tinggi. Bahkan juga pihak MURI kaget juga mendengar berita itu. “Hah, 18 miliar, di mana itu? ” tutur anggota Dewan Pertimbangan MURI, Wida, waktu dihubungi JPNN dari Jakarta, pada Jumat (13/2) tempo hari.
MURI, yang berkantor pusat di Semarang, Jateng itu, siap mencatat harga batu akik termahal itu. Namun tentu, bila batu akik dengan basic moccha itu nanti betul-betul terjual. Tak mesti terjual Rp 18 miliar. Tetapi bila sukses terjual di angka miliaran saja, itu telah memecahkan rekor. “Kalau terjual, usulkan saja, kelak dapat masuk MURI, ” kata Wida.
Prasyaratnya simpel. “Lampirkan saja bukti transaksi pembayaran, ” tambah wanita berlogat Jawa itu.
JPNN menulis, menurut penelusuran mereka, harga termahal batu akik sampai sekarang ini belum ada yang tembus di angka miliaran. Paling tinggi dihuni blue safir, yang dalam kisaran Rp 900 jutaan. Pigeon Blood Ruby dihargai Rp 37 juta, Star Ruby Tanzania Rp 32 jutaan, serta Super Giant Green Fluorite seputar Rp 30 jutaan.
Berita ramai itu nampak menyusul kabar berita di salah satu media jaringan berita JPNN. com. Media on-line itu memberitakan, suatu batu akik giok arab (terakhir dijelaskan berjenis janggus) bergambar naga asal Kabupaten Langkat siap di jual pemiliknya dengan harga Rp 18 miliar, namun dapat dinego.
“Ini kan penawaran dalam jual beli, bila suka sama suka pada konsumen serta penjual, ya mengapa tak, ” kata Tuwan Imam yang memiliki batu pada Sumut Pos (salah satu media dalam jaringan Group JPNN), pada Kamis (12/2) lantas.
Ditulsikan di berita itu, pria berperawakan serupa penyanyi Dedy Dukhun yang sekalian pemimpin Majelis Ta’lim Fardhu A’in (MATFA) Indonesia berlokasi di Dusun III Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan-Langkat ini, meyakini batu akik kepunyaannya itu tak ada kembarannya.
Dengan argumen itu, dia gunakan harga tinggi. Bapak dua anak yang memiliki nama komplit Muhammad Imam Hanafi itu menuturkan kelebihan batu akiknya. Yaitu batu janggus dengan corak basic moccha, di tengah-tengah ada gambar naga.
“Kalau di tanya, saya juga rugi kok menjualnya lantaran tak sepadan dengan kandungan nilai seninya. Terlebih, kita bukanlah kekurangan materi, ” tutur pria umur 26 th. itu.
Menurut JPNN. com, mencuatnya berita harga akik di bandrol Rp. 18 miliar itu juga mengundang ketertarikan Museum Rekor-Dunia Indonesia atau MURI untuk mencatatkannya juga sebagai rekor penjualan batu akik paling tinggi. Bahkan juga pihak MURI kaget juga mendengar berita itu. “Hah, 18 miliar, di mana itu? ” tutur anggota Dewan Pertimbangan MURI, Wida, waktu dihubungi JPNN dari Jakarta, pada Jumat (13/2) tempo hari.
MURI, yang berkantor pusat di Semarang, Jateng itu, siap mencatat harga batu akik termahal itu. Namun tentu, bila batu akik dengan basic moccha itu nanti betul-betul terjual. Tak mesti terjual Rp 18 miliar. Tetapi bila sukses terjual di angka miliaran saja, itu telah memecahkan rekor. “Kalau terjual, usulkan saja, kelak dapat masuk MURI, ” kata Wida.
Prasyaratnya simpel. “Lampirkan saja bukti transaksi pembayaran, ” tambah wanita berlogat Jawa itu.
JPNN menulis, menurut penelusuran mereka, harga termahal batu akik sampai sekarang ini belum ada yang tembus di angka miliaran. Paling tinggi dihuni blue safir, yang dalam kisaran Rp 900 jutaan. Pigeon Blood Ruby dihargai Rp 37 juta, Star Ruby Tanzania Rp 32 jutaan, serta Super Giant Green Fluorite seputar Rp 30 jutaan.